Umat muslim yang sedang menunaikan ibadah haji selalu menaruh harapan agar menjadi haji mabrur. Demikian pula halnya dengan keluarga, kerabat dan handai taulan yang ditinggalkan, mereka pun mengucap doa yang sama, semoga yang berangkat haji menjadi haji mabrur.
Menjadi haji mabrur adalah derajat tertinggi bagi yang melaksanakan ibadah haji semata-mata karena Allah. Dan, Allah sudah menjanjikan surga bagi umatnya yang dapat menjadi haji mabrur.
Berhaji memang diwajibkan bagi umat muslim yang mampu. Berhaji sekali adalah wajib. Sedangkan menunaikan ibadah haji yang kedua, ketiga, dan seterusnya adalah ibadah sunnah. Nabi Muhammad SAW bahkan hanya menunaikan ibadah haji satu kali saja.
Adakah ciri seseorang sudah mencapai tingkatan haji Mabrur?
Mengenai hal itu, secara kasat mata tidak ada ciri yang menandakan apakah seseorang sudah mencapai tingkatan haji mabrur atau tidak. Sebab, hal itu adalah penilaian yang sepenuhnya dilakukan oleh Alloh semata. Hanya Alloh yang bisa mengukur kesungguhan niat seseorang saat menunaikan kewajiban berhaji.
Kita sebagai manusia biasa hanya bisa menilai dari perilaku, tindak-tanduk, amal ibadah, dan ucapan dari orang yang sudah berhaji tersebut. Bila setelah menunaikan ibadah haji beliau menjadi tebih takwa, lebih baik cara hidupnya maka Insya Alloh –dan lewat doa kita- beliau menjadi haji yang mabrur.
Sebaliknya, apabila seorang muslim tak menampakkan perubahan berarti dalam beribadah, berperilaku, dan beramal sepulang dari menunaikan ibadah haji, maka sungguh disayangkan. Kemungkinan besar dia jauh dari tingkatan seorang haji mabrur.
Untuk itu, hendaknya hal pertama dan utama yang wajib diingat dan diperhatikan seorang muslim untuk meraih haji mabrur adalah meniatkan hajinya. Katan secara sungguh-sungguh: Ibadah saya ini semata-mata karena Allah, bukan karena tujuan lain! Jauhkan dan hilangkan sama sekali perasaan riya’ (ingin dilihat orang) dan sum'ah (ingin menjadi buah bibir orang).
Jadi, seorang haji mabrur adalah seseorang yang jauh menjadi lebih baik setelah menunaikan ibadah haji. Lebih tekun dalam menjalin hubungan vertikal, dan lebih baik dalam membangun hubungan horisontal.
[ayb@2012]
===== ONH Plus, Umrah
Mabrur diambil dari kata al birru (kebaikan). Ciri haji Mabrur terdpt pd QS 2:177 sungguh klop dgn persiapan sebelum berangkat Haji bahwa "Sebaik-baik bekal adalah Taqwa" (QS 2:197)
BalasHapus